Perwira putih
Pengarang : Alayna
Pagi membentang menampakkan dirinya
Malam menepi malu malu tampak sang bulan
Ia pulang tuk mencari keharuman
Masih bagai riak riak air yang tenang
Waktu tak pernah berhenti menunggu
Terus berjalan membawa kejutan
Hingga saat itu datang
Pagi tak lagi sama malam pun tak lagi tenang
Siap tak siap mereka harus berperang
Melapisi semua tubuh dengan perisai
Rela menahan hasrat manusiawi
Rela tak tidurkan diri
Rela jauh dari keluarga, suami dan istri
Walau tetap tak melupakan perintah Ilahi
Sudah menjadi tekad untuk melayani
Dan memerangi musuh yang datang bertubi tubi
Sekarang siang dan malam tak ada bedanya lagi
Harus siap siaga sampai nanti
Rumah, makanan dan keluarga yang sangat dirindui
Tapi mereka tak sekalipun mau mengibarkan bendera putih
Capek lelah bersimbah keringat tak peduli
Terus berjuang sepenuh hati
Walau musuh terus dan terus datang bagai tsunami
Dan tak memberi jeda barang sekali
Ia semakin memandang rendah sang perwira putih
Merasa telah menang kali ini
Menaikkan kurva kematian adalah hobi
Menempel tanpa dosa kepada siapapun yang dia ingini
Apalagi yang tak mematuhi aturan pasak kunci
Dan perwira putih
Terus dan terus berjuang tanpa henti
Terus dan terus menolong tanpa pamrih
Terus dan terus menghibur tanpa peduli luka yang dimiliki
Hingga tumbang satu dua perwira
Lunas sudah siang dan malam yang tiada akhirnya
Tak ada sesal tak ada sedih yang ditanggungnya
Bahagia lega menolong nyawa sesama
Ia akan selalu dikenang sepanjang masa.
Sang perwira putih yang rela dengan nyawanya
Sekarang
Ku tak ingin ada bendera putih di antara tangan para perwira
Kutak ingin hanya mereka yang berjuang sendirian saja
Kini ku rela berdiam diri di rumah bila itu membantu mereka
Ku juga rela mengorbankan rasa rindu terhadap orang yang kusayang
Demi mereka yang bekerja malam hingga siang
Tuhan izinkan mereka menaklukkan sang pendatang
Izinkan mereka menghadang
Izinkan perang ini mereka menangkan
Itulah doa yang slalu kupanjatkan
Untuk perwira putih Indonesia
Yang tak punya bendera berwarna seta
Kediri, 16 Juni 2020