Kota Kediri, 16 Juli 2025 — Rangkaian kegiatan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) di MTsN 2 Kota Kediri memasuki hari ketiga pada Rabu (16/07), dengan menggelar apel pagi yang berlangsung khidmat di halaman utama madrasah. Apel diikuti oleh seluruh peserta didik dari kelas VII, VIII, dan IX, serta dihadiri oleh para guru dan tenaga kependidikan.
Bertindak sebagai pembina apel kali ini adalah Mujiyono, M.Pd., Wakil Kepala Madrasah bidang Humas. Dalam amanatnya dia menyampaikan sebuah wacana pendidikan yang sangat relevan dengan semangat zaman, yaitu konsep pendidikan humanistik, pembebasan, dan transedensi yang dikembangkan oleh tokoh pendidikan asal Brasil, Paulo Freire.
Paulo Freire dikenal dunia sebagai pelopor pendidikan kritis yang menolak model pendidikan yang memosisikan peserta didik sebagai objek pasif. Sebaliknya, Freire menekankan pentingnya menjadikan peserta didik sebagai subjek aktif dalam proses belajar. Dalam paparannya, Mujiyono menguraikan tiga pilar utama dari konsep pendidikan Freire, yaitu humanisasi, liberasi, dan transendensi. Dalam amanatnya, Mujiyono menjabarkan terkait tiga pilar tersebut. Humanisasi menurut Freire adalah proses memanusiakan manusia melalui pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan tidak boleh menjadikan siswa sekadar “wadah kosong” untuk diisi pengetahuan, melainkan harus menghargai potensi, pengalaman, dan suara mereka sebagai individu yang utuh. Liberasi atau pembebasan adalah tujuan utama pendidikan menurut Freire. Pendidikan harus mampu membebaskan manusia dari kebodohan, ketertindasan, dan ketidakadilan. Proses pembelajaran yang dialogis dan reflektif akan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menyadari realitas sosial yang ada. Sedangkan transendensi mengandung makna bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya berkutat pada persoalan teknis atau akademik semata, tetapi mampu membawa manusia menuju pengembangan diri yang lebih tinggi, baik secara spiritual, moral, maupun sosial.
Dalam amanatnya, Mujiyono, M.Pd. menegaskan bahwa semangat Paulo Freire sangat sesuai dengan semangat pendidikan di madrasah. “Pendidikan madrasah bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga mendidik anak-anak untuk menjadi manusia yang sadar, merdeka, dan berjiwa luhur. Ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang membebaskan dan memuliakan manusia,” ungkapnya.
Apel berlangsung tertib dan penuh perhatian. Para siswa, guru dan tenaga kependidikan tampak antusias menyimak pesan-pesan yang disampaikan atas pentingnya penyampaian nilai-nilai pendidikan yang progresif seperti yang digaungkan oleh Freire.
Kegiatan MATSAMA hari ketiga ini tidak hanya menjadi ajang pengenalan lingkungan madrasah, tetapi juga menjadi media untuk membangun kesadaran awal para siswa tentang pentingnya peran pendidikan dalam membentuk kepribadian dan keberdayaan manusia.
Dengan mengangkat gagasan pemikir besar seperti Paulo Freire dalam kegiatan MATSAMA, MTsN 2 Kota Kediri menunjukkan komitmennya untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan yang kritis, reflektif, berorientasi pada kemanusiaan sejak dini dan cinta kepada sang pencipta. Hal ini menjadi fondasi penting dalam menyiapkan generasi madrasah yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berjiwa merdeka, adil, bertanggung jawab dan tinggi spritualnya.
Setelah kegitan apel selesasi, kelas VII menuju Graha Paseban 2 (aula) untuk mengikuti kegiatan Matsama lanjutan sementara kelas VIII dan kelas IX melanjutkan kegiatan bela negara dan pembinaan karakter oleh personel TNI dari Kodim 0809. (John)
Editor: Piranti

Paulo Freire Jadi Inspirasi Apel Hari Ketiga MATSAMA MTsN 2 Kota Kediri