Kota Kediri, Senin 1 September 2025 – Situasi nasional yang tengah diwarnai berbagai dinamika sosial serta derasnya arus informasi dari berbagai media, khususnya media sosial, menjadi perhatian serius bagi dunia pendidikan. Hal inilah yang kemudian disoroti oleh Kepala MTsN 2 Kota Kediri, Drs. Muh. Nizar, M.Pd., dalam amanatnya pada apel pagi yang digelar di halaman Utama MTsN 2 Kota Kediri, Senin (1/9/2025). Dengan suara tegas namun penuh kehangatan, beliau menyampaikan pesan moral yang mendalam kepada ribuan siswa agar senantiasa bijak dalam bersikap, tidak mudah terprovokasi, dan mampu menjaga jati diri di tengah pengaruh lingkungan yang kian beragam.
Dalam kesempatan tersebut, beliau mengawali amanat dengan menggambarkan fenomena sosial saat ini, di mana banyak kalangan muda sering kali mencari pengakuan atau validasi dengan cara yang instan. Menurutnya, hal itu merupakan hal yang wajar karena setiap manusia memiliki kebutuhan untuk diakui. Namun demikian, beliau menegaskan bahwa cara meraih pengakuan tidak boleh dengan tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. “Validasi itu penting sebagai kebutuhan, tetapi harus dicapai dengan fokus kemampuan diri untuk berprestasi, menunjukkan karya-karya, tanpa merugikan orang lain,” ungkap Drs. Muh. Nizar, M.Pd., yang disambut anggukan setuju dari para siswa.
Lebih lanjut, beliau mengingatkan siswa agar tidak terjebak dalam arus media sosial yang kerap kali membawa dampak negatif. Dalam era digital saat ini, banyak orang dengan mudah menyebarkan kabar tanpa memastikan kebenarannya. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan fitnah, salah paham, bahkan perpecahan. “Jangan sampai kita mudah terbawa emosi, gampang percaya isu yang belum tentu benar, atau bahkan ikut menyebarkan fitnah yang merugikan banyak pihak,” jelas beliau. Menurutnya, hal tersebut dapat merusak citra diri, merusak hubungan pertemanan, bahkan mencoreng nama baik keluarga dan madrasah.
Untuk mempertegas pesan yang disampaikan, beliau menghadirkan analogi sederhana namun sarat makna, yakni tentang fenomena daun kering. Daun kering, kata beliau, adalah gambaran generasi muda yang tidak memiliki pendirian kuat. Daun kering mudah jatuh dari pohon, gampang dikumpulkan, menimbulkan suara gaduh ketika berkumpul, dan mudah terbakar hanya karena percikan api kecil. Analogi tersebut menyiratkan betapa lemahnya seseorang jika hanya mengikuti arus tanpa dasar yang kuat. “Kamu (siswa) jangan jadi bagian dari itu. Kamu harus mencari jati dirimu sendiri. Maka hati-hati dalam berucap, hati-hati dalam bersikap,” pesannya penuh makna, yang membuat suasana upacara terasa hening sejenak.
Amanat tersebut tidak hanya sekadar peringatan, tetapi juga motivasi agar para siswa mampu membangun karakter yang tangguh dan berintegritas. Drs. Muh. Nizar, M.Pd. menegaskan bahwa siswa madrasah harus memiliki ciri khas, yakni menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an sebagai pedoman dalam setiap langkah kehidupan. Menurut beliau, dengan berpegang teguh pada ajaran agama, para siswa akan mampu menyeleksi mana yang baik dan bermanfaat, serta menjauhi hal-hal yang dapat merugikan diri maupun orang lain.
Menutup arahannya, beliau menyampaikan harapan besar agar siswa-siswa MTsN 2 Kota Kediri dapat tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga unggul dalam akhlak. “Peganglah nilai akidah Al-Qur’an dalam setiap langkahmu. Dengan itu, kamu akan mampu menjaga ucapan, tindakan, dan perilaku, baik di sekolah maupun di masyarakat. Jadilah generasi yang memberi manfaat, bukan yang menambah masalah,” pesannya penuh harap.
Suasana halaman utama MTsN 2 Kota Kediri pagi itu terasa khidmat. Ribuan siswa mendengarkan dengan seksama, seakan memahami betapa pentingnya pesan yang baru saja mereka terima. Di tengah tantangan zaman yang penuh perubahan, pesan moral dari Kepala Madrasah tersebut menjadi pengingat bahwa kebijaksanaan dalam bersikap adalah kunci untuk menjaga jati diri dan meraih masa depan yang lebih baik. (John, Indra)
Editor: Piranti
Fotografer: Silvana


